Kamis, 25 Juni 2009

keistimewaan tauhid

Bab 2


KEISTIMEWAAN TAUHID DAN DOSA-DOSA YANG DIAMPUNI KARENANYA

Firman Allah Ta'ala:

"Orang-orang yangberiman dan tidak menodai iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat ketenteraman dan mereka itu adalah orang-orang yang menepati jalan hidayah." (Al-An' am: 82).

Ubadah bin Ash-Shamit, radhiallahu anhu , menuturkan : Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bersabda:

"Barangsiapa bersyahadat bahwa tidak ada sesembahan yang hak selain Allah saja, tiada sekutu bagi-Nya, dan Muhammad adalah Hamba dan Rasul-Nya; dan (bersyahadat) bahwa Isa adalah hamba Allah, rasul-Nya dan kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam serta ruh daripada-Nya; dan (bersyahadat pula bahwa) Surga adalah benar adanya dan nerakapun benar adanya; maka Allah pasti memasukkannya kedalam Surga betapapun amal yang telah diperbuatnya." (Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim).

Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan pula hadits dari `Itban:

"Sesungguhnya Allah mengharamkan kepada Neraka orang yang berkata: "La Ilaha Illallah " (Tiada sesembahan yang hak selain Allah), dengan ikhlas dari hatinya dan mengharapkan (pahala meIihat) Wajah Allah. "

Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasullullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Musa berkata: "Ya Tuhanku, ajarkanlah kepadaku sesuatu untuk berdzikir dan berdoa kepada-Mu·" Allah berfirman:

"Katakan hai Musa "La Ilaha llallah" Musa berkata lagi: "Ya Tuhanku, semua hamba-Mu mengucapkan ini."

AIlah pun berfirman: "Hai Musa, andaikata ketujuh langit dan penghuninya, selain Aku, serta ketujuh bumi diletakkan pada salah satu daun timbangan, sedang "La llaha Illallah" diletakkan pada daun timbangan yang lain, maka " La Ilaha Ilallah" niscaya lebih berat timbangannya." (Hadits riwayat Ibnu Hibban, dan Al-Hakim dengan menyatakan bahwahadits ini adalah Shahih).

At-Tirmidzi meriwayatkan hadits, yang dinyatakan hasan, dari Anas: Aku mendengar Rasullullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Allah Ta 'ala berfirman: "Hai anak Adam, seandainya kamu datang kepada-Ku dengan dosa sepenuh jagad, sedangkan kamu ketika mati beracla dalam keadaan tidak berbuat syirik sedikit pun kepada-Ku, niscaya akan Aku berikan kepadamu ampunan sepenuh jagad pula.

Kandungan bab ini:

1. Luasnya karuniaAllah.

2. Banyaknya pahala tauhid di sisi Allah.

3. Selain itu, tauhid menghapuskan dosa-dosa.

4. Tafsiran ayatdalam surah Al-An'am

5. Perhatikan kelima masalah yang tersebut dalam hadits 'Ubadah.

6. Apabila anda mempertemukan antara hadits `Ubadah, hadits 'Itban dan hadits sesudahnya, akan jelas bagi anda pengertian kalimat "La Ilaha Illallah", dan akan jelas bagi anda kesalahan orang-orang yang tersesat karena hawa nafsunya.

7. Perlu diingat persyaratan yang dinyatakan di dalam hadits 'Itban, [yaitu ikhlas semata-mata karena Allah dan tidak mempersekutukan-Nya] .

8. Para nabi perlu diingatkan pula akan keistimewaan "La Ilaha Illallah".

9. Bahwa "La Ilaha Illallah" berat timbangannya mengungguli berat timbangan seluruh makhluk, padahal banyak di antara orang yang mengucapkan kalimat tersebut ringan timbangannya.

10. Dinyatakan bahwa bumi itu tujuh, seperti halnya langit.

11. Langit dan bumi ada penghuninya.

12. Menetapkan sifat-sifat Allah, berbeda dengan pendapat Asy'ariyah.

13. Apabila anda memahami hadits Anas, anda akan tahu bahwa sabda Rasullullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam hadits 'Itban maksudnya ialah dengan tidak melakukan perbuatan syirik sedikitpun, bukan sekedar mengucapkan kalimat tauhid dengan lisan saja.

14. Perhatikanlah perpaduan sebutan sebagai Hamba Allah dan Rasul-Nya dalam pribadi Nabi 'Isa dan Nabi Muhammad.

15. Mengetahui keistimewaan Nabi 'Isa sebagai kalimat Allah."

16. Mengetahui bahwa Nabi'Isa adalah ruh diantara ruh-ruh yang diciptakan Allah.

17. Mengetahui keistimewaan iman kepada kebenaran adanya Surga dan Neraka.

18. Mengetahui sabda Rasullullah: "betapapun amal yang telah diperbuatnya ".

19. Mengetahui bahwa timbangan mempunyai dua daun.

20. Mengetahui kebenaran adanya Wajah bagi Allah Ta`ala.

Bab 3


BARANG SIAPA MENGAKAN TAUHID DENGAN SEMURNI-MURNINYA, PASTI MASUK SURGA TANPA HISAB

Firman Allah Ta'aIa :


"Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang menjadi teladan, senantiasa patuh kepada Allah dan menghadapkan diri (hanya kepada-Nya); dan sama sekali ia tidak pernah termasuk orang-orang yang berbuat syirik (kepada Allah)" (An-Nahl: 120).

"Dan orang-orang yang mereka itu tidak berbuat syirik (sedikit pun) kepada Tuhan mereka. " (Al-Mu'minun: 59)

Hushain bin 'Abdurrahman menuturkan:

"Suatu ketika aku berada di sisi Sa'id bin Jubair, lalu ia bertanya: "Siapakah di antara kalian melihat bintang yang jatuh semalam." Aku pun menjawab: "Aku." Kemudian kataku:

"Ketahuilah, sesungguhnya aku ketika itu tidak dalam keadaan shalat, tetapi terkena sengatan kalajengking." Ia bertanya: "Lalu apa yang kamu perbuat?" Jawabku: "Aku meminta ruqyah."

Ia bertanya lagi: "Apakah yang mendorong dirimu untuk melakukan hal itu?" Jawabku: "Yaitu: sebuah hadits yang dituturkan oleh Asy-Sya'bi kepada kami." Ia bertanya lagi: "Dan apakah hadits yang dituturkan kepadamu itu?" Kataku: "Dia menuturkan kepada kami hadits dari Buraidah bin Al-Hushaib:

"Tidak dibenarkan melakukan ruqyah kecuali karena 'ain' atau terkena sengatan".

Sa'id pun berkata: "Sungguh telah berbuat baik orang yang mengamalkan apa yang telah didengarnya; tetapi Ibnu'Abbas menuturkan kepada kami hadits dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:

"Telah diperlukan kepadaku umat-umat. Aku melihat seorang nabi, bersamanya beberapa orang; dan seorang nabi, bersamanya satu dan dua orang; serta seorang nabi, dan tak seorang pun bersamanya. Tiba-tiba ditampakkan kepadaku suatu jumlah yang banyak; aku pun mengira bahwa mereka itu adalah umatku, tetapi dikatakan kepadaku: Ini adalah Musa bersama kaumnya. Lalu, tiba-tiba aku melihat lagi suatu jumlah besar pula, maka dikatakan kepadaku: ini adalah umatmu, dan bersama mereka ada tujuh puluh ribu orang yang mereka itu masuk Surga tanpa hisab dan tanpa adzab." Kemudian bangkitlah beliau dan segera memasuki rumahnya.

Maka orang-orang pun memperbincangkan tentang siapakah mereka itu. Ada di antara mereka yang berkata: Mungkin saja mereka itu yang menjadi sahabat RasuIlullah shallallahu alaihi wasalam. Ada lagi yang berkata: Mungkin saja mereka itu orang-orang yang dilahirkan dalam lingkungan Islam, sehingga mereka tidak pernah berbuat syirik sedikit pun kepada Allah. Dan mereka menyebutkan lagi beberapa perkara yang lain. Ketika Rasulullah shallallhu 'alaihi wasallam keluar, mereka memberitahukan hal telsebut kepada beliau.

Maka beliau bersabda: "Mereka itu adalah orang-orang yang tidak meminta ruqyah, tidak meminta supaya lukanya ditempel dengan besi yang dipanaskan, tidak melakukan tathayyur" dan mereka pun bertawakkal kepada Tuhan mereka. " Lalu berdirilah 'Ukasyah bin Mihshan dan berkata:

Mohonkanlah kepada Allah agar aku termasuk golongan mereka. Beliau menjawab: "Kamu termasuk golongan mereka. " Kemudian berdirilah seorang yang lain dan berkata:

MohonkanIah kepada Allah agar aku juga termasuk golongan mereka. Beliau menjawab: "Kamu sudah kedahuluan 'Ukasyah. "'

Kandungan Bab ini:

1. Mengetahui adanya tingkatan-tingkatan manusia dalam tauhid.

2. Pengertian mengamalkan tauhid dengan semurni-murninya.

3. Sanjungan Allah Ta`ala kepada Nabi Ibrahim, karena sama sekali tidak pernah termasuk orang-orang yang berbuat syirik kepada Allah.

4. Sanjungan Allah kepada para tokoh wali (Sahabat Rasulullah), karena bersihnya diri mereka dari perbuatan syirik.

5. Tidak meminta ruqyah, tidak meminta supaya lukanya ditempel dengan besi yang dipanaskan dan tidak melakukan tathayyur adalah termasuk pengamalan tauhid yang murni.

6. Bahwa tawakkal kepada Allah adalah sifat yang mendasari sikap tersebut.

7. Dalamnya ilmu para sahabat, karena mereka mengetahui bahwa orang-orang yang dinyatakan dalam hadits tersebut tidak dapat mencapai derajat dan kedudukan yang demikian itu kecuali dengan amal.

8. Gairah dan semangat para sahabat untuk berlomba-lomba dalam mengejakan amal kebaikan.

9. Keistimewaan umat Islam, dengan kuantitas dan kualitas.

10. Keutamaan pengikut Nabi Musa.

11. Umat-umat telah ditampakkan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam

12. Setiap umat dikumpullkan sendiri-sendiri bersama nabinya.

13. Bahwa sedikit orang yang mengikuti seruan para nabi.

14. Nabi yang tidak mempunyai pengikut, datang sendirian pada hari Kiamat.

15. Buah dari pengetahuan ini, adalah: tidak silau dengan jumlah yang banyak dan tidak merasa kecil hati dengan jumlah yang sedikit.

16. Diperbolehkan melakukan ruqyah karena terkena `ain atau sengatan.

17. Dalamnya pengertian kaum Salaf, dapat dipahami dari kata-kata Sa'id bin Jubair: "Sungguh telah berbuat baik orang yang mengamalkan apa yang telah didengarnya; tetapi ..." dst. Dengan demikian jelaslah bahwa hadits pertama tidak bertentangan dengan hadits kedua.

18. Kemuliaan sifat kaum Salaf karena ketulusan hati mereka, dan mereka tidak memuji seseorang dengan pujian yang dibuat-buat.

19. Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Kamu termasuk golongan mereka", adalah salah satu dari tanda-tanda kenabian beliau.

20. Keutamaan'Ukasyah.

21. Penggunaan kata sindiran.

22. Keelokan budi pekerti Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam.

Iman :ucapan hati dan lisan yang disertai dengan perbuatan, diiringi dengan ketulusan niat Lillah dan dilandasi dengan berpegang teguh kepada Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasalam.

Syirik disebut kezhaliman, karena syirik adalah perbuatan menempatkan sesuatu ibadah tidak pada tempatnya dan memberikannya kepada yang tidak berhak menerimanya

Ruqyah, maksudnya di sini, ialah: penyembuhan dengan pembacaan ayat-ayat Al-Qur'an atau doa-doa.

'Ain, yaitu: pengaruh jahat yang disebabkan oleh rasa dengki seseorang melalui matanya; disebut juga kena mata.

Tathayyur ialah: merasa pesimis, merasa bernasib sial, atau meramal nasib buruk, karena melihat burung, binatang lainnya atau apa saja.

Syahadat, ialah: persaksian dengan hati dan lisan, dengan mengerti maknanya dan mengamalkan apa yang menjadi tuntutannya, baik lahir maupun batin.

"Asy'ariyah, adalah salah satu aliran teologis, pengikut Syaikh Abul-Hasan 'Ali Bin Ismail Al-Asy'ari (260-324H = 874-936M). Dan maksud Penulis disini ialah menetapkan sifat-sifat Allah sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran maupun Sunnah. Termasuk sifat yang ditetapkan, ialah kebenaran adanya Wajah bagi Allah, mengikuti cara yang diamalkan kaum Salaf Shalih dalam masalah ini, yaitu: mengimani kebenaran sifat-sifat Allah yang dituturkan oleh Al-Quran dan Sunnah tanpa tahrif, ta'thil, takyif dan tamtsil. Adapun Asy'ariyah dalam masalah sifat yang seperti ini, sebagian mereka ada ayang menta'wilkannya (menafsirinya dengan makna yang menyimpang dari makna yang sebenarnya) dengan dalih bahwa hal tersebut apabila tidak dita'wilkan bisa menimbulkan tasybih (penyerupaan) Allah dengan makhluk-Nya. Akan tetapi , perlu diketahui, bahwa Syaikh Abul-Hasan Al-Asy'ari sendiri dalam masalah ini telah menyatakan berpegang teguh pada manhaj Salaf Shalih, sebagaimana beliau nyatakan dalam kitab yang ditulis di akhir masa hidupnya, yaitu: Al-Ibanah 'An Ushulid-Diyanah (Editor: Abdul Qadir Al-Arna'uth, Beirut: Maktabah Dar Al-Bayan, 1410 H), bahkan dalam karyanya ini beliau mengkritik dan menyanggah tindakan ta'wil yang dilakukan orang-orang yang menyimpang dari madzhab Salaf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar